Perusahaan Lokal dan Internasional


 

Perusahaan Lokal 

    Perusahaan lokal mengacu pada bisnis atau perusahaan yang beroperasi dan berkantor pusat di suatu negara atau daerah tertentu. Mereka biasanya memiliki cakupan operasi yang terbatas pada wilayah geografis tertentu atau negara di mana mereka didirikan. Perusahaan lokal dapat berupa bisnis kecil, menengah, atau besar, dan mereka mungkin mengkhususkan diri dalam berbagai industri atau sektor ekonomi.

Karakteristik dari perusahaan lokal dapat meliputi:

  1. Pemilikan dan Pengelolaan Lokal: Perusahaan lokal dimiliki dan dioperasikan oleh individu atau kelompok yang berasal dari negara atau wilayah tempat perusahaan tersebut beroperasi.


  2. Fokus pada Pasar Lokal: Bisnis lokal cenderung memfokuskan operasinya di pasar domestik. Mereka mungkin memiliki sedikit atau tidak ada kehadiran di pasar internasional.


  3. Koneksi dengan Komunitas Lokal: Perusahaan lokal sering kali memiliki keterlibatan yang lebih kuat dengan komunitas lokal tempat mereka beroperasi. Mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial, mendukung acara lokal, atau berkontribusi pada inisiatif kebaikan sosial di wilayah mereka.


  4. Keterbatasan Skala: Dalam banyak kasus, perusahaan lokal memiliki skala operasi yang lebih kecil daripada perusahaan multinasional atau perusahaan besar yang beroperasi secara global.


  5. Penyesuaian dengan Budaya Lokal: Mereka cenderung memahami dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, budaya, dan norma-norma yang berlaku di wilayah mereka.


  6. Ketergantungan pada Ekonomi Lokal: Kinerja perusahaan lokal sering kali terkait erat dengan kesehatan ekonomi lokal dan iklim bisnis di wilayah tempat mereka beroperasi.

Contoh dari perusahaan lokal bisa berupa toko keluarga, restoran lokal, bisnis pertanian kecil, atau bahkan perusahaan manufaktur yang beroperasi di suatu negara atau kota tertentu. contoh perusahaan lokal di indonesia seperti dibawah ini :


1.          Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. atau dikenal sebagai Garuda Indonesia (IDX: GIAA) adalah Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia, yang berkantor pusat di Bandar udara Internasional Soekarno–Hatta. Maskapai ini adalah suksesor dari KLM Interinsulair Bedrijf. Garuda Indonesia merupakan anggota dari SkyTeam dan Maskapai Terbesar kedua di Indonesia setelah Lion Air. Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan berjadwal ke sejumlah destinasi meliputi Benua Asia, Eropa, dan Australia dari Jakarta, serta kota fokus, maupun kota lain untuk penerbangan Haji. Maskapai ini adalah satu-satunya maskapai penerbangan dari Indonesia yang terbang ke wilayah Eropa.

 

A.    Penghasilan Pertahun

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 20,3 triliun (kurs Rp 14.500 per dollar AS) sepanjang 2020. Kinerja di masa pandemi itu turun 69 persen dari pendapatan usaha tahun 2019 yang sebesar 4,57 miliar dollar AS. Pendapatan Garuda Indonesia sepanjang tahun lalu berasal dari pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,2 miliar dollar AS, pendapatan penerbangan tidak berjadwal 77 juta dollar AS, dan lini pendapatan lainnya 214 juta dollar AS.

Di sisi lain, maskapai pelat merah ini mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi 1,6 miliar dollar AS dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 2,5 miliar dollar AS.

 

B.    Penghasilan Terbesar

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan laba perusahaan dalam kurun 3 tahun terakhir. Komisaris Utama Garuda Indonesia Agus Santoso mengatakan perusahaan pelat merah itu berhasil mencetak laba sejak 2015 setelah sebelumnya berturut-turut merugi. Agus menjelaskan, khususnya pada tahun 2018, Garuda Indonesia yang saat itu memiliki direktur utama baru, yakni Ari Ashkara, menyelesaikan beban kerugian dalam tiga triwulan. Beban yang ditanggung saat itu mencapai US$ 110 juta. "Namun dalam 3 bulan berjalan kami memimpin Garuda mencatat untung US$ 115,25 juta sehingga selama 2018 masih ada keuntungan US$ 5,018 juta," ucap Agus dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 24 April 2019.

Kinerja operasional Garuda Indonesia juga mencatatkan tren meningkat, yakni di sisi revenue atau pendapatan, pada 2018, perseroan berhasil mencatat US$ 4,373 miliar. Angka ini diklaim tertinggi sepanjang 16 tahun terakhir. Sebelumnya, pada rapat umum pemegang saham atau RUPS 2015, perseroan mencatat masih mewarisi kerugian US$ 371,4 juta. Namun di akhir tahun tersebut, Garuda Indonesia mulai untung US$ 76,48 juta.

 

2            Bank Mandiri

Bank Mandiri (IDX: BMRI) adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta,[8] dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada tanggal 31 Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan[9] ke dalam Bank Mandiri.

 

A.    Penghasilan Pertahun

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12,5 triliun pada semester I-2021. Jumlah itu meningkat 21,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,3 triliun. Perolehan laba bersih Bank Mandiri umumnya punya tren peningkatan dalam lima tahun terakhir. Nilainya yang sebesar Rp 9,5 triliun pada semester I-2017 naik menjadi Rp 12,2 triliun pada semester I-2018. Lalu, nilainya kembali meningkat menjadi Rp 13,5 triliun pada enam bulan pertama tahun berikutnya. Namun, perolehan tersebut menurun pada semester I-2020 imbas pandemi virus corona Covid-19. Laba bersih kembali meningkat pada Januari-Juni 2021 seiring dengan inovasi dan ekspansi digital perusahaan. (Baca: Laba Bersih BCA Tumbuh 18% pada Semester I-2021) Adapun, total pendapatan operasional Bank Mandiri mencapai Rp 52 triliun pada semester I-2021. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 19,9% secara tahunan. Hal itu didorong oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih sebesar 21,5% menjadi Rp 35,2 triliun. Kemudian, pendapatan berbasis jasa (fee based income) juga mengalami peningkatan sebesar 17,3% menjadi Rp 15,9 triliun.

 

B.    Penghasilan Terbesar

Meningkatnya minat masyarakat dalam berinvestasi memberikan angin segar bagi perbankan. Terlihat dari pertumbuhan dana kelolaan atau assets under management (AUM) bisnis wealth management yang tumbuh hingga dua digit di sejumlah perbankan. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya berhasil mencatat dana kelolaan sebesar Rp 232 triliun yang terdiri dari produk banking dan produk investasi sepanjang tahun 2021. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi AS Aturridha menyatakan, pertumbuhan terbesar didapatkan dari produk investasi Surat Berharga yang meningkat sebesar 31% secara tahunan (YoY) pada Desember 2021.


Perusahaan Internasional 

Perusahaan Internasional adalah perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis di lebih dari satu negara. Mereka terlibat dalam perdagangan internasional, investasi di luar negeri, dan memiliki operasi atau afiliasi di berbagai negara.

Tujuan dari perusahaan internasional adalah untuk memanfaatkan peluang yang ada di pasar global, memperluas pangsa pasar, dan mendiversifikasi risiko bisnis. Mereka dapat beroperasi dalam berbagai industri, termasuk manufaktur, jasa, teknologi, keuangan, dan banyak lagi.

Perusahaan internasional sering kali harus mengatasi tantangan yang berbeda dari perusahaan yang hanya beroperasi di satu negara. Mereka harus mempertimbangkan perbedaan dalam regulasi, budaya, bahasa, mata uang, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi operasi bisnis mereka.

Sebagai contoh, perusahaan multinasional besar seperti Alibaba Group dan Amazon adalah contoh perusahaan internasional yang memiliki kehadiran di banyak negara di seluruh dunia.


Alibaba Group

Alibaba Group Holding Limited (Hanzi: 阿里巴巴集团控股有限公司; Pinyin: Ālǐbābā Jítuán Kònggǔ Yǒuxiàn Gōngsī) adalah konglomerat multinasional Tiongkok yang memiliki spesialisasi dalam e-commerce, ritel, Internet, kecerdasan buatan, dan teknologi. Didirikan pada tahun 1999, perusahaan ini menyediakan layanan penjualan konsumen-ke-konsumen, bisnis-ke-konsumen, dan bisnis-ke-bisnis melalui portal web, serta layanan pembayaran elektronik, mesin pencari belanja dan layanan cloud computing. Perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan beragam bisnis di seluruh dunia dalam berbagai sektor, dan dinobatkan sebagai salah satu perusahaan paling dikagumi di dunia oleh Majalah Fortune.

 

A.    Penghasilan Pertahun

Raksasa internet dan perdagangan online asal China, Alibaba Group mencatatkan pendapatan senilai US$ 12,39 miliar atau sekitar Rp 185 triliun. Angka ini naik 54% year-on-year. Pendapatan dari bisnis utama e-commerce naik 56% yoy hingga US$ 10,55 miliar. Berdasarkan laporan keuangan yang disiarkan perusahaan, konsumen aktif tahunan Alibaba untuk marketplace-nya mencapai 601 juta orang. Jumlah ini bertambah 25 juta jiwa dalam periode 12 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2018 lalu. Sementara, pengguna mobile bulanan di marketplace ritel Alibaba di Tiongkok mencapai 666 juta orang pada September 2018, bertambah 32 juta dari posisi Juni 2018. Untuk pendapatan dari operasional, Alibaba harus menerima adanya penurunan 19% menjadi US$ 1,96 miliar yoy. Ini terjadi setelah perusahaan melakukan konsolidasi antara Ele.me dan Cainiao Network. Perusahaan juga melakukan investasi pada media digital dan hiburan serta beberapa inisiatif strategis lain. Adapun margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan tetap naik 7% yoy hingga US$ 3,88 miliar.

 

B.    Penghasilan Terbesar

Pendapatan Alibaba tumbuh 37% yoy menjadi US$ 33,9 miliar, meski ditekan oleh pemerintah Tiongkok. Pertumbuhan ini melebihi perkiraan analis. Bisnis cloud-nya juga untung untuk pertama kali. Oleh Fahmi Ahmad Burhan 3 Februari 2021, 09:18 INSTAGRAM/@ALIBABA.GROUP Ilustrasi, Alibaba Perusahaan e-commerce asal Tiongkok, Alibaba mencatatkan pertumbuhan pendapatan 37% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 221,1 miliar yuan atau US$ 33,9 miliar (Rp 475,4 triliun) pada kuartal akhir 2020. Bisnis komputasi awan yakni Alibaba Cloud meraih untung untuk pertama kali.


 Amazon


Amazon.com, Inc adalah multinasional teknologi Perusahaan Amerika yang berfokus pada e-niaga, komputasi awan, streaming digital dan kecerdasan buatan. Ini adalah salah satu dari Lima Besar perusahaan di industri teknologi informasi AS, bersama dengan Google (Alphabet), Apple, Meta (Facebook) dan Microsoft.[7][8] [9] [10] Perusahaan ini telah disebut sebagai "salah satu kekuatan ekonomi dan budaya paling berpengaruh di dunia", serta merek paling berharga di dunia. [11][12]

Jeff Bezos mendirikan Amazon dari garasinya di Bellevue, Washington, [13] pada 5 Juli 1994. Ini dimulai sebagai pasar online untuk buku tetapi tumbuh untuk menjual elektronik, perangkat lunak, video game, pakaian, furnitur, makanan, mainan, dan perhiasan <!-perhiasan adalah ejaan AS->. Pada tahun 2015, Amazon mengambil alih Walmart sebagai pengecer paling berharga di Amerika Serikat berdasarkan kapitalisasi pasar. [14] Pada Agustus 2017, Amazon mengakuisisi Whole Foods Market untuk US$ 13,4 & nbsp; miliar, yang secara signifikan meningkatkan jejaknya sebagai pengecer fisik. [15] Pada tahun 2018, layanan pengiriman dua hari, Amazon Prime, melampaui 100 & nbsp; juta pelanggan di seluruh dunia.

 

A.    Penghasilan Pertahun

Amazon, mengumumkan pendapatan di kuartal II 2021 sebesar US$113,1 miliar atau sekitar Rp1.635 triliun. Angka ini meleset dari perkiraan rata-rata analis sebesar US$115 miliar. Setahun lebih memasuki pergolakan pandemi covid-19, kilau finansial Amazon sedikit memudar. Pendapatan perusahaan tumbuh 44% pada kuartal pertama tahun ini, angka ini turun menjadi 27% untuk periode yang berakhir 30 Juni. Penjualan mungkin hanya tumbuh sebanyak 16% pada kuartal ketiga, kata Amazon. Brian Olsavsky, kepala keuangan Amazon, menghubungkan ini dengan perbandingan yang sulit dengan tahun lalu, ketika konsumen lebih banyak tinggal di rumah dan mengandalkan e-commerce untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Namun, saat ini aktivitas di luar rumah sudah berjalan normal kembali di AS dan Eropa. Baca juga: Ekonomi Amerika Serikat Tumbuh 6,5% pada Kuartal Kedua Amazon memperkirakan pertumbuhan yang lebih rendah ini akan berlanjut untuk beberapa kuartal berikutnya, kata Olsavsky kepada wartawan Dilansir Channel News Asia (CNA), Jumat (30/7). Amerika Utara, pasar terbesar Amazon, dilaporkan mengalami peningkatan penjualan hanya 22% pada kuartal kedua, berbeda dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya dengan penjualan 43%. Di satu sisi, Amazon Web Services dilihat mengalami titik terang bisnis. Divisi komputasi cloud ini dikatakan mengalami meningkatkan pendapatan 37% menjadi US$14,8 miliar di atas perkiraan lebih dari US$14,1 miliar. Baca juga: AstraZeneca Raih Penjualan Vaksin Covid-19 Senilai Rp17 Triliun Olsavsky mengatakan perusahaan berharap covid-19 akan mereda dan ekonomi akan terus bangkit kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan penyuntikan vaksin penuh ke karyawan Amazon. Perusahaan teknologi lain minggu ini seperti Alphabet Inc dan Facebook Inc juga mengumumkan akan memerlukan vaksin untuk pekerja yang kembali ke kantor mereka.

 

B.    Penghasilan Terbesar

Amazon mencatatkan pertumbuhan laba lebih dari dua kali lipat pada kuartal I-2021. Kinerja perusahaan yang cemerlang diakibatkan oleh meroketnya aktivitas jual-beli online yang terjadi selama pandemi Covid-19. Selain itu, lini bisnis cloud dan iklan raksasa teknologi Amerika Serikat tersebut juga turut menopang pertumbuhan kinerja perusahaan. Dilansir dari CNN, Jumat (30/4/2021), Amazon mencatatkan keuntungan sebesar 8,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 117,45 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah tersebut tumbuh 224 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Baca juga: Penjualan Meningkat, Amazon Bagi-bagi Bonus ke Pegawai Realisasi pertumbuhan laba tersebut juga menggerus proyeksi analis Wall Street yang memperkirakan laba perusahaan di kisaran 4,98 miliar dollar AS. Secara keseluruhan, pendapatan usaha Amazon selama kuartal I tahun ini mencapai 108,5 miliar dollar AS, tumbuh 44 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut juga melampaui perkiraan analis Wall Street di kisaran 104,5 miliar dollar AS. Lini bisnis komputasi awan atau cloud perusahaan, Amazon Web Services mencatatkan pendapatan bersih sebesar 13,5 miliar dollar AS di kuartal I-2021.