Revolusi
Industri Digital
A. Industri Digital
Revolusi Industri 4.0 merupakan transformasi menyeluruh di mana kombinasi antara sistem cerdas dan otomasi ikut campur dalam aktivitas industri. Teknologi terlibat dalam proses pengaplikasian sehingga dapat mengurangi tenaga kerja manusia. Tujuan utamanya tak lain untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas lingkungan kerja. Beberapa pilar utama dalam Revolusi Industri 4.0, yaitu Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence (AI), dan Cloud Computing.
Menurut
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, pemerintah ingin memperkuat
pondasi digital Indonesia di berbagai sektor, mulai dari keuangan digital,
perbankan digital, e-commerce, pariwisata, hingga usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM). Oleh karena itu, transformasi digital hadir sebagai salah satu
solusi untuk mendorong pemulihan kondisi ekonomi Indonesia pasca-pandemi. Hal
ini tidak terlepas dari bagaimana teknologi digital menjadi salah satu elemen
kunci yang dapat mengupayakan pertumbuhan berkelanjutan.
B. Perkembangan Industri Digital hingga 4.0
Bisa dikatakan, revolusi industri 4.0 merupakan upgrade besar - besaran dari teknologi revolusi industri 3.0. Pada 4.0 ini, revolusi terfokuskan pada perkembangan dunia digital seperti IOT (Internet of Things), pertukaran data seperti cyber-physical, cloud computing, dan cognitive computing, tenaga manufaktur, dan banyak lagi.
Perubahan revolusi ini memberikan perubahan yang sangat signifikan dalam seluruh aspek. Tidak lagi terfokus pada sektor industri, kini semua bidang seperti pekerjaan, pendidikan, hingga pola hidup masyarakat sehari - hari. Intinya, revolusi industri 4.0 menerapkan digitalisasi untuk seluruh aspek dalam kehidupan.
Hal
- hal yang mungkin tidak kita duga sebelumnya seperti munculnya lapangan
pekerjaan baru sebagai graphic designer, content creator, ojek online, dan
pekerjaan yang sebelumnya dilakukan secara langsung (analog) kini dapat
dilakukan hanya dengan sentuhan jari.
C. Dampak Era Industri Digital Saat Ini
Perkembangan teknologi pada era digital ini semakin berkembang dengan begitu cepat. Secara tidak langsung, penggunaan teknologi digital ini mampu disesuaikan dengan kebutuhan manusia dan membuat hal-hal yang dilakukan secara manual berubah menjadi praktis dan lebih modern. Berkurangnya interaksi tatap muka secara langsung, kemajuan dalam memahami hal baru serta penggunaan tenaga mesin yang menggantikan peran manusia merupakan dampak dari perkembangan teknologi digital.
Istilah teknologi berasal dari perpaduan dua kata yaitu ‘Techne’ dalam bahasa Yunani artinya ‘Keterampilan’ sedangkan ‘Logos’ yang berarti ‘Ilmu’. Secara singkat, pengertian teknologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keterampilan. Penggunaan istilah dari kata ‘Teknologi’ sendiri diambil dari bahasa inggris yaitu ‘Technology’ sejak abad ke-20 yang bersamaan dengan berakhirnya Revolusi Industry ke-2.
Secara fungsi, teknologi merupakan sebuah sarana prasarana yang menyediakan sebuah barang dan komponen yang diperlukan untuk keberlangsungan dan kenyamanan hidup pada manusia. Seiring berkembangnya teknologi, dengan banyaknya ujicoba secara ilmiah dan penemuan, teknologi mengalami perluasan makna. Dari mesin kemudian diubah menjadi sebuah benda tidak berwujud atau dalam dunia digital biasa disebut dengan software.
Perkembangan teknologi yang paling pesat adalah pada saat munculnya era Revolusi Industri 4.0 di mana mesin, software dan alat canggih lainnya mulai diciptakan untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia dalam melakukan aktivitas, serta meningkatkan produktifitas pada dunia digital dengan sangat cepat.
Munculnya teknologi tentu memberikan banyak manfaat, salah satu manfaat yang tengah kita nikmati sekarang adalah penggunaan mesin pencarian digital (Google) yang merupakan mesin digital tercanggih sebagai wadah untuk mencari tahu segala hal dan informasi yang ada di dunia.
Manfaat
teknologi secara umum yaitu mempermudah penggunanya untuk mengerjakan banyak
hal dengan lebih cepat dan sesuai dengan keinginan. Kemajuan teknologi tentu
membuat banyak sekali perubahan dalam sebuah negara, tidak terkecuali di negara
Indonesia. Pesatnya perkembangan teknologi ini memberikan beberapa dampak yang
ditimbulkan.
Dampak Positif Perkembangan Teknologi
· Karena adanya teknologi, pertukaran sebuah informasi menjadi lebih mudah dan cepat.Dampak
Negatif dari Perkembangan Teknologi
· Masuknya budaya luar yang tidak mudah diterima oleh generasi tertentu.
· Hilangnya kemampuan berbaur dengan masyarakat sosial
· Banyaknya situs pornografi, penipuan, kriminalitas serta kejahatan lainnya yang ada di dunia maya.
· Penggunaan gadget yang terlalu berlebihan yang dapat merusak perkembangan otak pada manusia.
Dari
banyaknya hal yang telah kita bahas di atas, dapat disimpulkan bahwa
berkembangnya teknologi ini memang menimbulkan hal positif dan hal negatif.
Agar hal negatif tidak memengaruhi diri kita, maka kita harus membawa kemajuan
teknologi informasi ini dengan sangat baik. Jadi tantangan terbaru untuk kita
sebagai pengguna teknologi ini adalah mampu menguasai teknologi atau dikuasai
oleh teknologi itu sendiri.
D. Kesiapan SDM
Tidak
bisa dipungkiri bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) begitu penting bagi
kelancaran upaya Indonesia dalam menyongsong era revolusi industri 4.0 yang
serba digital. Sebagaimana dengan kuliah umum dari Dr. Ir. Basuki Yusuf
Iskandar, MA, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang dilaksanakan pada acara inaugurasi
online Program S3 Doctor of Research in Management dan Doctor of Computer
Science BINUS University pada hari Sabtu (26/9). Berikut ini paparan
lengkapnya.
Penggunaan teknologi digital yang meningkat karena pandemi :
Melihat situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, nyatanya ada silver lining yang bisa diambil. Salah satunya adalah peningkatan terhadap kebutuhan teknologi digital. Tercatat bahwa setidaknya 50% dari total transaksi digital yang sudah dilakukan di masa pandemi ini berasal dari pengguna baru. Bisa disimpulkan bahwa pandemi COVID-19 merupakan “promotor” bidang TIK atau ICT yang unggul.
Pak
Basuki memaparkan flowchart dari industri TIK di Indonesia, bermula dari
munculnya tren teknologi yang akan diaplikasikan oleh bisnis. Dari sana,
barulah akan ada perubahan dalam aspek lingkungan industri yang mendorong
pemerintah dalam membuat regulasi-regulasi baru. Regulasi ini juga akan
dipengaruhi oleh regulasi yang sudah diterapkan oleh negara-negara lain. Tujuan
akhirnya adalah terciptanya social life atau hidup bermasyarakat yang lebih
modern, maju, dan digital.
Transformasi digital di era revolusi industri 4.0
Dikarenakan permintaan teknologi digital yang semakin tinggi, Pak Basuki mengungkapkan bahwa KOMINFO semakin optimis dalam membawa Indonesia menuju gerbang revolusi industri 4.0. “Kita merasa lebih siap sekarang untuk menghadapi revolusi industri ke-4 yang semuanya serba cepat, serba ketidakpastian, harus di-support dengan cepat dan ini membutuhkan online communication,” ujar Pak Basuki.
Meski begitu, Pak Basuki masih merasa bahwa perkembangan digital di Indonesia ini masih tertinggal dari negara-negara lain. Terlebih ketika kini sudah muncul prediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar ke-4 pada tahun 2050 mendatang. Muncul pertanyaan, apakah SDM di Indonesia bisa sukses di revolusi industri 4.0? Menurut Pak Basuki, selama SDM Indonesia masih terpaku sebagai user dan bukan creator, maka cita-cita untuk menyambut revolusi industri 4.0 akan pupus.
Dalam revolusi industri 4.0, ada 3 pilar utama yang harus dimiliki sebuah negara, yakni physical, digital, dan biological. Menurut Pak Basuki, Indonesia harus mengejar ketertinggalan dengan melakukan transformasi digital, di mana masyarakat Indonesia harus memiliki tingkat literasi digital yang cukup serta mendukung penuh terjadinya transformasi digital. Apabila Indonesia menyikapi revolusi industri 4.0 dengan evolusi, maka Indonesia tidak mampu mengejar ketertinggalan tersebut.
Lantas,
apa saja yang termasuk ke dalam transformasi digital? Hal ini meliputi
pengadaan dan implementasi teknologi seperti blockchain, Internet of Things
(IoT), AI, big data, virtual reality, augmented reality, serta cloud computing.
Kebutuhan akan SDM bertalenta hard skill dan soft skill
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Cedelop European, Pak Basuki menjelaskan bahwa industri ICT merupakan industri yang paling cepat berkembang. Artinya, para praktisi ICT harus berkomitmen penuh untuk terus belajar, atau dikenal dengan istilah life-long learning.
Namun, muncul masalah baru dalam industri ICT, yakni keterbelakangan soft skills. Dalam dunia kerja, praktisi ICT cenderung mengedepankan hard skills tanpa mempedulikan soft skills. Padahal, menurut data dari BCG, seluruh negara di dunia merasa bahwa soft skills sangat dibutuhkan, terkhusus kompetensi komunikasi, analytical, kepemimpinan, dan problem solving.
Kebutuhan
ini juga dibuktikan lewat deklarasi perusahaan-perusahaan raksasa seperti Apple
dan Google yang mempekerjakan karyawan tanpa gelar sarjana, asalkan mereka
memiliki kompetensi dan talent. Pak Basuki menjelaskan bahwa kompetensi ini
berfungsi untuk mempertahankan pertumbuhan yang bersifat incremental. Sementara
itu, talent sangat dibutuhkan untuk menciptakan inovasi radikal yang dapat
berujung pada pertumbuhan signifikan serta mengubah landscape industri.
Inisiatif KOMINFO dalam pengembangan SDM :
Kompetensi dan talent pun menjadi fokus dari KOMINFO dalam mengembangkan kualitas SDM Indonesia. Setelah melewati pandemi, sistem edukasi nasional harus mampu menggabungkan offline dan online learning. Tidak lagi hanya mengajarkan materi kepada mahasiswa, namun juga mengajarkan mereka cara memperluas kapasitas pembelajaran.
Untuk bisa mencapai transformasi digital, maka perlu juga adanya bisnis digital. Bisnis digital yang sukses dan relevan memerlukan 3 komponen, yakni teknologi, manajemen, dan ekonomi. Pak Basuki mengatakan bahwa banyak bisnis digital yang memiliki inovasi bagus namun gagal di pasaran karena tidak memiliki kemampuan manajemen yang mumpuni.
Oleh
sebab itu, KOMINFO pun sudah membentuk program Digital Scholarship yang dibagi
dalam 3 level, yakni level Basic/Operator (Digital Talent Scholarship VSGA),
level Middle/Teknisi (Digital Talent Scholarship FGA dan VSGA), dan level
Advance (Digital Leadership Academy S2 dan S3).
Tidak ada komentar
Posting Komentar